Hari ini… seminggu sudah kaka di negeri orang, negeri yang jauuhh bagi ibumu ini.
Mungkin bagi banyak orang Jerman itu deket, tinggal berangkat cusss nyampe. Lha bagi ibumu ini, Eropa itu adalah mimpi2 impian ibu. Impian untuk berjalan menginjakkan kaki dan mengagumi bumi Allah ini. Harapan dan mimpi yg ada sejak ibu masihhh kecil, karena kegemaran ibu membaca dan membaca sehingga membentuk impian untuk melihat tempat2 yang hanya ada di dlm buku bacaan ibu.
Nak, bukan hal mudah untuk berlaku biasa saja, sejak kamu pergi. Bukan hal mudah untuk ibu dan dede mu bertingkah biasa saja padahal kami sadar kamu gak ada dirumah. bukan pula hal mudah untuk duduk hanay berdua, makan juga hanya berdua.. sementara kami tau kamu ada disana entah sedang apa. Bukan juga hal mudah untuk menahan airmata ketika melihat wajhmu di gambar….
Tapi nak… ibu akan selalu tegar dan kuat mengiringi setiap langkahmu dengan doa-doa ibu, takkan lepas ibu memohon pada Allah semoga dimudahkan setiap langkah dan urusanmu nak. Semoga dilindungi dan dijauhkan dari kejahatan makhlukNya.
Masih ibu inget dengan jelas, ketika kaka tiba2 ngomong pingin sekolah ke Jerman. Lha ibu baru nyari2 beasiswa ke Malaysia, atau Singapore atau Jepang koq malah mau ke Eropa? Ibu antara seneng dan bengong… Seneng banget karena ibu sudah bisa memprediksi sebelumnya bahwa kaka pasti tidak akan mengambil langkah mudah untuk mencapai cita2… tapi juga bengong.. lho koq tiba2.
Masih juga ibu inget ketika harus menghadap gurumu karena nilaimu gak bagus…. Kadang masih senyum2 sendiri kalau inget mungkin ibumu ini bukan ibu biasa yang mendidik dengan cara biasa… wong gurumu yo rodo2 kaget mendengar komentar dan jawaban2 ibu ttg dirimu. Mereka berharap kaka belajar yang keras sekeras2nya… supaya dapat nilai 10. Bisa masuk ITB lah, UGM lah. atau ke UI katanya. Lha ibu bilang Gak papalah pak, bagi saya Asyraf tidak perlu nilai 10, wong dia mau sekolah dengan tekun, belajar dengan tekun, setiap hari berangkat sekolah sambil nganter adik e sekolah, pulang sekolah yo belajar sampai malam, masih juga mikirin rumah, mikirin adik e, nurutin maunya adiknya yg kadang2 nyusahin, mikirin neneknya… ngatur uang belanja, bayar tagihan2….wong kedua orang tuanya jauh.. pulangnya gak pasti, bagi saya itu luar biasa pak, bagi saya itu kecerdasan yg tidak bisa dibeli dan dipelajari dlm sehari. Mau belajar dan tidak neko2, tidak merokok, gak pernah kabur kemana2, gak suka nongkrong, santun, gak minjem barang org dn gk dikembaliin, gak minta barang2 yg dia tau ibunya gak sanggup beli, lha bagi saya itu penghargaan luar biasa buat anak saya pak. Saya menghargai itu. Lagian gak perlu nilai segitu koq pak wong anak saya mau sekolah ke JERMAN… nah lo.. gurumu sempat diam sejenak nak. Karena bagi ibu yah memang kaka seperti itu. dan ibu juga tau diri, susah untuk dapat nilai sempurna seperti SD dn SMP wong ibune jauh, neneknya dah gak ada… (weee kasihan ya ka).
Sejak itu ibu tahu kaka fokus untuk mengejar apa yg kaka impikan. belajar bahasa jerman di Goethe… setiap hari numpak sepur Bogor jakarta, kerampok di KRL.. ahhh nak itu pembelajaran dan pengalaman yang membuatmu akan lebih kuat.
Nak… yg kadang buat ibu terharu, karena kaka tdk pernah meminta sesuatu yg kaka tahu tdk terlalu penting dan harus dibeli mahal. katamu kasian ibu.. duhh nak… makasih. Alhamdulillah ya Allah terima kasih dianugerahi anak yang mengerti keadaan orang tuanya.
Hari ini, saat menunggu jam pulang jam 20.00 malam karena ibu hrs lembur, ibu menulis ini untukmu. karena merindukan suaramu nak.
Semoga Allah meringankan semua langkahmu nak… belajar dan tetaplah menjadi anak ibu yg ibu sayang dan ibu kenal selama ini.
jangan lupa akan negeri, jangan lupa akan agamamu…
Ibu pulang dulu ya.. udah jam 20.00 malam. kasian dede sendirian di rumah.
Cilandak 30 Maret 2016